M
EMBACA,
MERENUNGKAN DAN MELAKUKAN
Ayub 29 : 1 – 25.
Pertanyaan Renungan:
1.
Hal apakah
yang diingat oleh Ayub ketika ia berada di dalam masa-masa sukar?
2.
Seandainya
anda berada dalam posisi yang menderita seperti Ayub, apa reaksi anda?
Pengajaran:
Kita sangat kagum dengan
hidup Ayub yang tetap setia kepada Allah walau ia berada dalam keadaan
yang susah. Tubuhnya yang borok dan berbau bisa menjadi alasan untuk tidak setia lagi kepada Tuhan. Tetapi mengapa ia
tetap setia? Coba bayangkan, hanya dalam sekejab mata, semua anaknya mati,
hartanya ludas, bahkan istrinya menyuruh dia untuk mengutuki Allah,
tetapi ia tetap setia. Tetapi Ayub berkata, “Seperti ketika aku
mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di
dalam kemahku,” (@4). Ayub pernah
memiliki hubungan yang intim dengan Allah sejenak ia masih remaja. Ia
sudah lama berjalan dan bersekutu dengan Allah, sehingga tidak mungkin ia
goyah. Adalah mustahil untuk tetap setia kepada Tuhan di dalam keadaan
yang sulit tanpa kekuatan dan pengalaman bersama Tuhan. Berapa banyak
orang Kristen yang mundur dari pelayanan karena orang yang didoakan tidak
sembuh? Anda tidak mungkin setia jika tak pernah intim dengan Tuhan.
Kuncinya Cuma satu, intimlah dengan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar