PEMERINTAHAN
KERAJAAN ALLAH
Jika
kita melihat keadaan Kekristenan di seluruh dunia, maka kita patut bersukacita
karena ada begitu banyak jiwa dimenangkan bagi Kristus Yesus Tuhan. Namun jika
kita melihat pertumbuhan dan kualitas orang Kristen dimana-mana, kita patut bersedih.
George
Bana (peneliti terkenal) melaporkan sebuah hasil penelitian yang sangat
mengejutkan. Berdasarkan indikator kelakuan dan filosofi yang dipergunakan
untuk menguji kualitas karakter orang-orang yang pergi ke gereja setiap hari
minggu, ia menemukan bahwa hanya sedikit sekali terdapat perbedaan kualitias
hidup antara orang-orang yang pergi ke gereja dengan yang tidak. Artinya
kualitas dan gaya hidup orang percaya tidak terlalu berbeda dengan orang yang
tidak percaya. Padahal dalam gereja mula-mula tercatat di Kisah Para Rasul
dikatakan bahwa “......mereka disukai semua orang” dan “mereka
sangat dihormati banyak orang” (KIS
2:47, KIS 5:13).
Di zaman gereja mula-mula, kualitas dan gaya hidup orang percaya sangat berbeda
dengan orang-orang lain pada umumnya. Kalau begitu apa yang terjadi dengan
orang-orang Kristen zaman sekarang?.
George Gallup
mengatakan dalam surveynya, 94% orang-orang Amerika mengaku percaya kepada
Allah, 74% mengklaim telah membuat komitmen kepada Yesus Kristus, 34% mengaku telah
mengalami pengalaman “Kelahiran baru”
namun sangat mengejutkan bila dibandingkan dengan statistik tentang
problem-problem yang dimiliki oleh kelompok yang sama. Orang-orang tsb ternyata
terikat dengan kelakuan-kelakuan yang tidak etis, kriminalitas, penyakit
mental, ketidakteraturan (disorder), kegagalan keluarga, keterikatan
(addiction), penyalahgunaan keuangan dsb. Alangkah mengerikan! Kualitas dan
gaya hidup orang Kristen tidak terlalu berbeda dengan orang dunia. Orang dunia
kawin cerai, orang Kristenpun demikian. Orang dunia terikat dengan pornografi,
orang Kristenpun terikat dengan hal yang sama. Dimanakah kuasa Injil yang
Alkitab janjikan? Dimanakah akar permasalahannya? Hasil penemuan yang dilakukan
oleh Gereja Willow Creek di USA menyebutkan bahwa, banyaknya jumlah pengunjung
dalam setiap kegiatan Ibadah seperti Ibra, komsel dll tidak mempengaruhi
pertumbuhan rohani jemaat. Kegiatan ibadah yang di ikuti, sama sekali tidak
sejalan dengan perubahan sikap rohani orang tsb (seperti mengasihi Allah dan
sesama). Kalau begitu hal apakah yang telah hilang dari kehidupan seorang
Kristen? Mengapa orang Kristen tidak memiliki buah yang baik?
Bersambung......
0 komentar:
Posting Komentar