Jumat, 26 September 2014

FIRMAN TUHAN HARI INI JUMAT 26 SEPTEMBER 2014 KEJADIAN 27:1-46, KEJADIAN 35:27-29


 JANGAN BATASI DIRI

Pertanyaan Renungan:

1. Setelah membaca kedua pasal diatas, apakah Ishak segera mati seperti
perkiraannya?

2. Setelah membaca kedua pasal diatas, kebenaran apa yang bisa kita petik dan
kita terapkan dalam hidup kita?

Pengajaran:

Jika kita membaca dalam Kejadian 27 pasti tergambar dalam bayangan kita sosok
Ishak yang sudah tua, renta, matanya kabur dan seolah-olah sebentar lagi Ishak akan
tutup usia. Jika kita menduga bahwa sebentar lagi Ishak akan meninggal, sebenarnya
dugaan itu wajar. Mengapa? Ishak sendiri merasa bahwa umurnya tak lama lagi
sehingga ia memerintahkan Esau untuk berburu dan menghidangkan masakan yang
enak supaya ia memberkati Esau sebelum ia mati (@ 7). Tak hanya Ishak, Ribka juga
berpikir bahwa Ishak akan mati, karena itu ia memerintahkan Yakub untuk menipu
ayahnya agar mendapatkan berkat sebelum ayahnya mati (@ 10). Esau juga merasa
ayahnya sebentar lagi akan mati, karena itu Esau berencana membunuh Yakub
setelah masa perkabungan atas kematian ayahnya selesai (@ 41). Benarkah
sebentar lagi Ishak akan mati? Ternyata tidak! Pada kenyataannya bertahun-tahun
kemudian Ishak masih hidup, bahkan ia mati saat mencapai umur 180 tahun. Bahkan Ishak melihat Yakub kembali pulang dari Laban dengan anak-anaknya. Ishak juga
melihat bahwa Yakub berdamai dengan Esau, anak sulungya. Bukankah ini fakta yang
mengejutkan? Apa yang bisa kita pelajari dari kebenaran ini? Jangan berusaha
membatasi diri kita menurut penilaian kita sendiri. Mari belajar untuk hidup dalam
“kacamata” Allah, bukan pandangan diri kita sendiri. Pandangan manusiawi kita
berkata: kita akan mati, kita akan kurang, kita akan bangkrut, kita akan gagal, itu
tidak mungkin, itu terlalu sukar, itu mustahil dsb. Tapi pandangan Tuhan bisa sangat
berbeda: hampir mati tidak mati, ditindas tapi tidak terjepit, kebutuhan memang
banyak tapi selalu cukup, hampir bangkrut tapi kembali jaya, dan dalam
kemustahilan pun Tuhan bisa menyatakan kemungkinan-kemungkinan kepada kita.
Cara pandang kita menentukan hidup kita. Jika kita hidup menurut cara pandang
manusiawi maka hidup akan biasa-biasa, tapi jika hidup menurut cara pandang Allah
(Firman Tuhan) maka hidup kita akan luar biasa. Mana yang anda pilih?.

0 komentar:

Posting Komentar