Rabu, 10 September 2014

FIRMAN TUHAN HARI INI RABU 10 SEPTEMBER 2014 KOLOSE 3:12-17

   
   PERLUAS FOKUS

Pertanyaan Renungan:

1. Pengikat apa yang bisa mempersatukan dan menyempurnakan komonitas? ((@
14)

2. Mengapa damai sejahtera Kristus harus memerintah hati kita? (@ 15)

Pengajaran:

Pernahkan anda mengamati kerja keker teropong (binocular)? Ya, keker ini biasanya
dipakai untuk melihat lebih jelas benda-benda yang ada jauh dari tempat kita. Bagi para penyuka keindahan alam, saat bepergian ke tampat-tempat seperti gunung
misalnya, mereka tentu tak lupa membawa keker untuk melihat obyek dengan lebih
jelas. Didalam keker ada frame yang bisa kita setel sesuai dengan kebutuhan kita.
Kita bisa perlebar frame untuk melihat obyek secara menyeluruh, sebaiknya kita
juga bisa memperkecil frame sehingga kita bisa melihat obyek dengan lebih fokus.
Kita yang terntukan sesuai dengan keinginan kita. Gambaran diatas sebenarnya
tak jauh beda dengan bagaimana kita memandang kehidupan ini, khususnya dalam
melihat masalah. Kitalah yang lebih banyak menentukan, bagaimana cara pandang
kita mengenai masalah itu. Saat kita terluka oleh ucapan seorang kawan, bagaimana
kita bisa menyikapinya? Apakah kita memilih memperkecil frame dengan
memfokuskan pada kemarahan dan kebencian kita terhadapnya, atau kita perlebar
frame dengan melihat ada kebaikan lain yang telah ia lakukan kepada kita? Jika kita
memperkecil frame maka yang ada hanyalah kebencian dan amarah. Tapi jika kita
perlebar frame, kita akan dapat memaafkan dengan melihat secara utuh
permasalahan yang ada. Sering kali kita sulit mengampuni kesalahan sesama
karena kita terlalu fokus pada kesalahan yang telah dilakukan orang. Kita lupa untuk
melihat bahwa begitu banyak hal lain yang bisa kita jadikan alasan untuk dapat
memaafkan kesalahan orang itu. Ketika kita memperlebar frame (cara pandang) kita
dan memperlebar kapasitas kita, maka kita bisa mengampuni, sebab kita menyadari
bahwa kita sendiri pun tidak luput dari kesalahan. Jika kita sendiri bisa salah,
mengapa kita menuntut orang lain sempurna tanpa salah? Jika kita sendiri sudah
menerima pengampunan Tuhan, mengapa kita tidak melepaskan pengampunan ?
Mari, perlebar frame kita!

0 komentar:

Posting Komentar