Kamis, 17 Juli 2014

ARTIKEL ROHANI BUAH KETEKUNAN

                             BUAH KETEKUNAN
    setelah mendengar Firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan
mengeluarkan buah dalam ketekunan

Lukas 8:15


Kerja keras bukan hal yang aneh bagi seekor ayam betina. Tanpa memperdulikan
ramalan pelaku bisnis tentang harga telur, tanpa memperdulikan apa yang orang
inginkan dari dirinya, tanpa memperdulikan fluktuasi pasar komoditas, ayam betina
tetap mencari cacing dan bertelur. Jika tanahnya keras, ia mengggali lebih keras;
Jika tanahnya kering, ia menggali lebih dalam; Jika tanahnya basah, ia menggali
pada tanah yang kering; Jika kena batu, ia menggali sekitarnya; Jika masih ada
beberapa jam panas matahari, ia akan menggali lebih lama. Pernahkah anda
melihat ayam betina pesimis? Atau kesal karena masa depan pekerjaannya? Atau
terus-terusan berkotek karena pekerjaannya sulit, kondisinya sulit dan beberapa
telurnya bahkan dibawa pergi sebelum sempat dierami? Jawabannya, “TIDAK”. Ayam
betina, menyimpan energinya untuk menggali. Ia menyimpan kotekannya untuk telur
yang dihasilkannya. Bukankah seharusnya demikian cara hidup orang-orang
Kristen? Kita yang telah menerima Firman Tuhan, seharusnya benih itu bertumbuh
dan membuahkan ketekunan. Tekun dalam menjalani hidup, tidak pernah mengeluh,
tetap optimis sekalipun begitu banyak tantangan dihadapan kita. Firman Tuhan
menyatakan bahwa salah satu tanda hidupnya Firman itu dalam diri kita adalah
ketika kita menyimpan Firman itu dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.
Demikian pula sebaliknya, jika sikap menggerutu, kuatir, dan mudah menyerah
(kalah di saat persoalan menghampiri kita), bukankah hal itu menjadi tanda ketidak
percayaan kita terhadap Firman Tuhan? Hanya dengan ketekunanlah kita mampu
untuk menghadapi setiap persoalan dan menjadi pemenang
Orang yang tekun tidak akan menyerah saat kesulitan datang

0 komentar:

Posting Komentar