Rabu, 08 Oktober 2014

ARTIKEL ROHANI MENJADI ALAT TUHAN

 Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu ya TUHAN, dan sangat dalamnya
                                rancangan-rancangan-MU
                                           Mazmur 92:6

Seorang tukang kayu baru saja menyelesaikan pekerjaannya memaku peti-peti baju
yang hendak di kirim ke Cina. Setelah truk pengangkut peti pergi, dia baru sadar
bahwa kacamatanya terjatuh dalam sebuah peti dan sekarang peti itu sudah ke
dermaga. Tukang kayu itu sangat sedih dan kecewa karena kaca mata itu baru ia beli
dua hari yang lalu. Setiap hari dia mengumpulkan hasil kerjanya demi kacamata itu,
tetapi sekarang kacamata itu sudah hilang. “Mengapa terjadi seperti ini Tuhan? Ini
tidak adil!” keluhnya dalam perjalanan pulang. Satu bulan kemudian, seorang
misionaris dari Cina datang dan ingin berkunjung ke gereja yang telah mengirimkan
baju-baju sebulan yang lalu. Dan hari minggu itu sebelum berkhotbah sang misionaris
berkata, “Sebelum berkhotbah, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
seseorang yang telah mengirimkan sebuah kacamata bagi saya” . Si tukang kayu yang
duduk di deretan depan bangku gereja tertegun. “Saya sudah lama bergumul untuk
memiliki kacamata. Kacamata saya terjatuh di jurang ketika saya mengadakan
penginjilan ke salah satu desa di Cina. Saya tidak punya uang untuk membeli
kacamata yang baru. Tiba-tiba ketika peti bantuan dari geraja sdr datang, staf saya
menemukan sebuah kacamata tergolek di atas tumpukan baju, dan ketika saya coba,
ajaib kacamata itu pas ukurannya untuk kondisi mata saya.” Ketika jemaat yang saya
gembalakan mendengar dan melihat peristiwa ini, mereka gembira akan mujizat
kacamata ini. Tetapi bagi saya (sang misionaris), hal itu sangat aneh, karena tidak
ada dalam list pengiriman. Dengan duduk diam dan air mata mengalir ke wajah,
sang tukang kayu menyadari bahwa Tuhan telah memakai hidupnya untuk
memberkati orang lain dengan cara yang ajaib yang tak terpikir olehnya. Seringkali
kita menyalahkan Tuhan sebagai ganti bersyukur kepada-Nya. Menanggapi kasus
diatas, seharusnya kita mengatakan “Terima kasih Tuhan, karena Kau membiarkan
saya kehilangan kacamata, saya tahu Tuhan akan menggantinya dengan barang
serupa yang lebih baik lagi.” Kalau tiba-tiba kita dapat surat PHK dari tempat
dimana kita kerja, seharusnya kita mengatakan, “Terima kasih Tuhan, aku yakin
Tuhan sedang menyiapkan pekerjaan yang jauh lebih baik dari sekarang, dll
Tuhan selalu memiliki rencana yang besar dan indah bagi anak-anak-Nya. Pikiran
manusia kita tidak mungkin bisa menyelami semua itu. Marilah kita yakini bahwa
setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan selalu punya rencana yang
lebih indah. Karena yang paling utama adalah kehendak-Nya yang jadi bukan
kehendak manusia. Dalam setiap peristiwa, Tuhan selalu punya rencana indah.

0 komentar:

Posting Komentar