Senin, 18 November 2013

ARTIKEL ROHANI COGITO ERGOSUM

    ARTIKEL ROHANI COGITO ERGOSUM
   

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu

                                                (FILIPI 4:8)




     Rene Descarter yang hidup sekitar abad XVII menggagas suatu pemikiran “Cogito Ergosum” yang artinya “Aku ada karena aku berpikir”. Sebagai tokoh rasionalisme, ide Cogito Ergosum semakin populer dan membius banyak orang pada zaman itu. Orang mulai meragukan Firman Tuhan dan mulai menyepelekan ibadah karena doktrin Kristen dianggap tidak masuk akal. Pada zaman itu terjadilah polarisasi (tarik menarik) antara iman dan ilmu pengetahuan. Orang Kristen berada dalam dilema besar. Pemikiran Rene Descater masih merupakan pemikian yang terus berkembang. Akibat secara langsung dari paham ini adalah semakin banyak orang Kristen yang kembali ke rasio (logika).

Rasul Paulus mengingatkan kepada setiap orang percaya untuk memikirkan hal-hal yang manis dan sedap didengar yang mendatangkan damai sejahtera. Logika memang penting, namun jika kita hidup dalam kebenaran Firman Tuhan, justru hal-hal yang tidak masuk akal dan misteri disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia. Firman Tuhan berkata, semua yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga akan disediakan bagi setiap orang percaya.

Memang untuk mencerna sesuatu yang tidak masuk akal terkadang sulit. Disinilah fungsi iman kita sebagai dasar untuk mempercayai, untuk melakukan, bahkan ketika kita harus bersabar dan bertekun dalam persoalan kebutuhan yang kita alami. Logika dan nalar tidak mempengaruhi pengharapan kita kepada Tuhan, karena Dia tidak dapat dibatasi oleh apapun. Dunia boleh bertentangan dengan iman Kristen, tetapi “kuasa dan mujizat Tuhan Yesus terus berlangsung”.

Sebagai umat Tuhan, kiranya semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci,  semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semua itu. Dan yang terutama adalah, “kita tetap mempercayai dan melakukan Firman Tuhan”. Jika dibandingkan dengan kedahsyatan Firman Tuhan, rasio (logika) manusia hanyalah setitik air ditengah samudra yang luas. Jadikanlah Firman Tuhan menjadi bagian yang terutama dalam kehidupan kita, jauh melampaui apa yang dapat kita pikirkan.

Kemulian dan Kuasa Allah tidak dapat dibatasi dengan rasio dan logika manusia

0 komentar:

Posting Komentar