YAKOBUS
4:17
Ada satu hal yang mengganggu pikiran saya ketika seorang klien bertanya pada waktu konseling by phone. Ia bertanya, “Bolehkah saya pacaran dengan orang yang tidak seiman?”. Padahal waktu yang lalu sudah sering saya tegaskan bahwa kita tidak dapat menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya (2KOR 6:14). Mengapa ia masih bertanya seperti itu. Apakah ia lupa?
Kejadian itu mengingatkan saya kepada seorang pribadi di dalam Alkitab, yakni Bileam bin Beor yang mendapat tawaran dari Balak bin Zipor raja Moab untuk mengutuki bangsa Israel. Bileam tidak berani bertindak gegabah, tetapi ia mencari kehendak Allah. Jawabannya adalah, Allah melarang Bileam pergi bersama utusan Balak dan melarang mengutuki bangsa Israel, sebab bangsa Israel sudah diberkati. Satu jawaban yang tegas dan jelas!.
Mendapat
penolakan dari Bileam, Balak kembali mengirim utusannya yang lebih banyak dan
lebih terhormat dari yang pertama, serta tawaran yang lebih besar dan lebih
menarik kepada Bileam.
Melihat
kenyataan demikian, Bileam bukannya langsung menolak, tetapi masih bertanya
lagi kepada Tuhan tentang hal tersebut. Apakah Bileam lupa pada Firman Tuhan
yang telah ia dengar sebelumnya, ataukah “tawaran dosa” dari Balak telah
menghapuskan “memori” Bileam?
Bagaimana
dengan kita? Apakah kita pernah bersikap seperti Bileam? Sudah tahu bahwa hal yang
akan kita lakukan itu berdosa, tetapi kita tetap juga melakukannya. Dan ketika
kita menuai akibatnya, maka kita seperti orang tolol bertanya, “Tuhan mengapa
hal ini terjadi?” atau “Apakah hal sepele itu berdosa di mata Tuhan?”. Kalau
sampai ada pertanyaan tsb, ini membuktikan bahwa kita lebih mencintai keinginan
dosa dan keinginan daging.
Hari
ini kalau kita mengasihi Allah dan menyebut Dia Tuhan, jangan lagi bersikap seperti
Bileam. Sudah tahu perilaku kita itu hukumnya dosa, masih juga bersikap tolol
bahkan berani melakukannya. Ingat! Sekarang bukan waktunya lagi bagi kita untuk
menjadi Kristen tipe Bileam
Jika
kita sudah mengerti dosa tetapi masih juga bertanya kepada Allah, itu pertanda
kita masih mencintai keinginan dosa dan keinginan daging
0 komentar:
Posting Komentar